1.1. Masalah Perencanaan Jalan di Indonesia
Pada umumnya perencanaan jalan di Indonesia khususnya di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan Dinas Pekerjaan Umum di daerah menggunakan nilai CBR (California Bearing Ratio) dalam menentukan tebal perkerasan berdasarkan proyeksi lalu lintas dan umur rencananya. Data CBR dapat digunakan untuk mengevaluasi perlunya pemeliharaan dan peningkatan jalan. Dalam upaya mendapatkan data CBR di lapangan, dapat dilakukan penentuan nilai CBR di tempat (in situ) secara konvensional (SNI 03-1738-1989), namun cara ini memerlukan waktu yang relatif lama dan
peralatan CBR Laboratorium yang relatif mahal (SNI 03-1744-1089). Cara lain yang relatif baru tetapi sudah diterapkan di lapangan adalah dengan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP).
1.2. Dasar Teori DCP dan Perkembangan untuk Perencanaan
Alat DCP terdiri atas tangkai baja yang di bagian ujung dipasang konus baja dengan ukuran dan sudut tertentu, dan di bagian atas dilengkapi dengan batang pengarah jatuh palu penumbuk. Metode DCP ini adalah cara pengujian kekuatan lapisan perkerasan jalan (tanah dasar, pondasi bahan berbutir) yang relatif cepat, yaitu dengan menekan ujung konus yang ditimbulkan oleh pukulan palu dengan beban dan tinggi jatuh tertentu menerus sampai kedalaman tertentu.
jasa dcp |
Untuk memperkirakan nilai CBR tanah atau bahan granular dapat menggunakan beberapa metode, namun yang cukup akurat dan paling murah sampai saat ini adalah dengan alat Penetrasi Konus Dinamis atau dikenal dengan nama Dynamic Cone Penetrometer (DCP). Di samping itu DCP adalah salah satu cara pengujian tanpa merusak atau Non Destructive Testing (NDT), yang digunakan untuk lapis pondasi batu pecah, pondasi bawah sirtu, stabilisasi tanah dengan semen atau kapur dan tanah dasar.
Beberapa organisasi internasional mempunyai beberapa jenis alat pengukur daya dukung tanah dan dibuat korelasi antara hasil pengukuran alat DCP dengan pengukuran daya dukung tanah yang lain.
Transport Road Research (TRL, 1993), mengembangkan prosedur pengujian lapis perkerasan dengan DCP, dan dilaporkan dalam Overseas Road Note 31 (1993) menggunakan hubungan sebagai berikut:
• Van Vuuren, 1969, (Konus 600) : Log CBR = 2,632 – 1,28(Log DCP)
• Kleyn & Harden, 1983 , (Konus 300) : Log CBR = 2,555 – 1,145(Log DCP)
• Smith dan Pratt, 1983 , (Konus 300) : Log CBR = 2,503 – 1,15(Log DCP)
• TRL, Road Note 8, 1990, (Konus 600) : Log CBR = 2,48 – 1,057(Log DCP)
jasa bor sumur |
1.3. DCP di Indonesia
Sampai saat ini alat DCP yang sudah banyak dikenal dan digunakan adalah DCP yang diperkenalkan oleh TRL yang dilaporkan pada Overseas Road Note 31, Crowthorne, UK (1993), untuk kondisi tropis dan sub-tropis. Grafik hubungan yang digunakan adalah perumusan dari Smith dan Pratt, 1983 untuk sudut konus 300 dengan persamaan Log CBR = 2,503 – 1,15(Log DCP), dan TRL, 1990 untuk
sudut konus 600 dengan persamaan Log CBR = 2,48 – 1,057(Log DCP).
Pada umumnya setiap rangkaian pengujian perkerasan jalan dengan alat DCP diiringi dengan pengujian tebal lapis perkerasan (test pits) di beberapa tempat yang dianggap mewakili suatu segmen jalan yang diuji.
1.4. Tujuan Pengkajian
Maksud tulisan ini adalah mengkaji perkembangan penggunaan DCP yang selama ini sudah banyak digunakan untuk perencanaan dan pemeliharaan jalan di Indonesia. Dengan memberlakukan pengujian DCP di Indonesia sebagai standar dalam merancang pembangunan dan pemeliharaan jalan, maka diharapkan dapat dicapai efektifitas pengumpulan data yang sederhana dan efisien.
2. KERANGKA DASAR PEMIKIRAN
Pengujian menggunaan alat DCP pada lapis perkerasan jalan tanpa pengikat meliputi pondasi
batu pecah (bahan berbutir), stabilisasi tanah dengan semen atau kapur, dan tanah dasar. Hasil uji DCP diplotkan secara grafis dan dianalisis untuk menentukan nilai CBR, serta tebal setiap lapisan dibandingkan dengan tebal hasil pengukuran dengan lubang uji (test pits).
Test pits pada umumnya dilakukan dengan cara menggali lapis perkerasan berukuran 60 cm x 60 cm menggunakan pemotong lapisan perkerasan atau linggis dan alat lainnya, dengan maksud untuk mengetahui tebal lapisan perkerasan granular sampai mencapai tanah dasar.
Dengan membandingkan data hasil uji DCP dan persyaratan CBR yang direncanakan dalam spesifikasi, maka dapat diketahui kesesuaian dengan spesifikasi dan dapat diukur risiko penerimaan berdasarkan data tersebut. Dengan membandingkan terhadap pengujian CBR lapangan konvensional, dapat diketahui efektifitas pengujian.
Pada uraian berikut disajikan rangkuman prosedur pengujian DCP yang disusun untuk rancangan standar.
3. PENGAMBILAN CONTOH
3.1. Pengumpulan Data
Data adalah diperoleh dari hasil penyelidikan di jalan pantai utara Jawa (Puslitbang Prasarana Transportasi, 2002). Penyelidikan meliputi pengambilan contoh inti (core drilled), pengujian DCP dan test pits.
Penentuan titik untuik lokasi pengambilan contoh uji menggunakan cara random
sampling, sesuai dengan SNI 03-6868-2002, Tata Cara Pengambilan Contoh Uji Secara Acak untuk Bahan-bahan Konstruksi.
Data lainnya diambil
dari Laporan Hasil
Pengujian, Pekerjaan Peningkatan Jalan North Java Road Improvement Project (NJRIP). Paket AP-04, AP-05 dan AP-06. Jawa Barat.
Bandung, (Puslitbang Prasarana
Transportasi, Oktober 2002).
1. METODE PENGUJIAN DCP
1.1.
Ruang Lingkup
Metode
ini menetapkan cara pengujian kekuatan lapisan
perkerasan jalan tanpa pengikat (tanah dasar, pondasi
bahan berbutir) secara cepat menggunakan alat Penetrasi Konus Dinamis (Dynamic Cone Penetrometer). Pengujian dilakukan dengan menekan ujung konus terbuat dari baja dengan ukuran dan sudut tertentu.
Tekanan konus ditimbulkan oleh pukulan palu dengan
beban dan tinggi jatuh tertentu menerus sampai
kedalaman 80 cm dan bila perlu dapat diperdalam dengan menyambung tangkai
pengukur sampai kedalaman 120 cm.
1.2. Acuan Normatif
SNI 03-1738-1989, Lapangan |
Metode |
Pengujian |
CBR |
SNI 03-1744-1989, Laboratorium |
Metode |
Pengujian |
CBR |
SNI 03-4153-1996, Metode pengujian penetrasi dengan
standar penetration tests (SPT)
Overseas Road Note 31 (1993). A guide to the structural design of bitumen-surfaced roads in tropical and sub-tropical countries. Transport Research Laboratory. United Kingdom
Austroads
(1992). Pavement
Design. A Guide to the structural design of roads pavements.
1.3.
Kegunaan
Hasil pengujian DCP ini dikorelasikan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio) untuk keperluan perencanaan pemeliharaan dan peningkatan jalan termasuk perencanaan tebal perkerasan jalan.
1.4.
Peralatan dan Teknisi
4.4.1
Umum
a) Batang penyambung
peralatan DCP harus dipasang dengan kokoh dan kaku untuk menghindari kerusakan
atau patahnya tangkai
penyambung;
b) Pengujian tidak boleh dilaksanakan pada saat hujan atau lapis perkerasan tergenang air;
4.4.2
Peralatan
Peralatan
penetrasi konus dinamis meliputi tiga bagian utama yang satu sama lain harus disambung
sehingga cukup kaku.
Lihat Gambar 1.
4.4.3
Personil
Pengujian DCP memerlukan 3 orang teknisi atau operator, yaitu:
1) Satu orang memegang peralatan yang sudah terpasang dengan tegak;
2) Satu orang untuk mengangkat dan menjatuhkan palu;
3) Satu orang
untuk mencatat hasil.
1.5.
Cara Pengujian
a.
Sambungkan seluruh bagian peralatan dan pastikan bahwa sambungan tangkai
atas dengan landasan serta tangkai bawah dan kerucut baja sudah tersambung dengan kokoh;
b. Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak di atas dasar yang rata dan
stabil, kemudian
catat pembacaan nol sebagai pembacaan
awal pada mistar
pengukur kedalaman.
0 komentar: